JAKARTA, – Djoko Citijurno, Ketua Bidang Advokasi dan Sosial Pusat Persatuan Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Citijurno, melihat rencana pengubahan Stasiun Manggari menjadi stasiun perlu memperhatikan beberapa aspek. Masalahnya bukan hanya penumpukan penumpang tetapi juga kemacetan atau kemacetan antar KA yang masuk ke stasiun.
Dalam keterangannya, Joko mengatakan, “Kendalanya adalah KRL yang saat ini mencoba masuk Stasiun Mangarai harus menunggu hingga kereta lain, seperti kereta jarak jauh atau kereta barang, lewat terlebih dahulu.” Senin (6 Juni 2020). / Juni 2022). info slot online terpercaya
Menurut Djoko, baik itu KRL, kereta api jarak jauh, atau kereta bandara, bisa berhenti di stasiun Manggarai. Pasalnya, pembangunan stasiun mangarai sudah dirancang untuk merencanakan pembangunan jika kapasitas penumpang bertambah.
Alasan teknis pemilihan Stasiun Mangarai sebagai stasiun pusat tidak hanya KA jarak jauh (KA), tetapi juga hub transfer bandara dan jalur komuter KRL. Alhasil, stasiun Gambir berfungsi sebagai stasiun biasa seperti stasiun lain yang dilintasi KRL.
Djoko menjelaskan, Stasiun Manggarai masih menjadi stasiun pusat yang dapat dikembangkan untuk merespons meningkatnya frekuensi perjalanan kereta api, antara lain KRL, kereta jarak jauh, dan kereta bandara. Direktur Joko mengatakan, “Karena Stasiun Mangarai terpusat, kemacetan seperti memperlambat atau memasuki stasiun berikutnya tidak akan terjadi seperti sekarang.”