JAKARTA, – Beberapa BUMN baik secara langsung maupun melalui anak perusahaannya sejak beberapa tahun terakhir aktif melakukan investasi di startup yang baru tumbuh ataupun di startup yang sudah berkunicornang men
“Dari sekian banyak startup digital tersebut terdapat 10 startup yang sudah tergolong unicorn dan dua di antaranya bahkan sudah decacorn. Artinya, perusahaan startup di Indonesia memiliki valuasi yang sangat besar, lebih dari Rp 14 triliun atau bahkan lebih dari Rp140 triliun, kata Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah Redjalam dalam siaran pers (2022/5). website slot gacor
Namun, risiko yang mereka ambil selain berinvestasi di perusahaan rintisan oleh perusahaan milik negara tidak kecil. Ini terutama benar jika perusahaan rintisan berperingkat tinggi sudah terdaftar di bursa saham dan mencakup banyak investor individu.
Namun, di sisi lain, valuasi startup tidak sepenuhnya tercermin dari pergerakan harga saham. Hal ini dikarenakan faktor emosional juga mempengaruhi pergerakan harga saham.
Seperti yang dikatakan Peter, “BUMN yang telah berinvestasi sejak awal, serta perusahaan publik, harus menghadapi risiko kenaikan harga saham ketika mereka go public di bursa.”
“Misalnya jika saham Bukalapak dan GoTo berada di bawah harga IPO, akan ada potensi kerugian pada portofolio investasi Anda, tetapi ini harus dilihat sebagai hal biasa,” jelas Peter.
Peter menjelaskan, investasi startup BUMN bukanlah investasi jangka pendek. Saham rintisan di perusahaan publik tidak bisa langsung dijual saat harganya cukup tinggi.
Investasi Startup Bank Mandiri dan BRI
Lebih lanjut ia menjelaskan, ketika BUMN menghasilkan potensi keuntungan dan kerugian dari investasi awal, harus diperlakukan sebagai catatan kaki atas laporan keuangan dan bukan sebagai ukuran kinerja BUMN, apalagi ukuran benar atau salahnya suatu kebijakan. .
Selain Telkom, melalui Mandiri Capital, Bank Mandiri telah berinvestasi di 23 startup, 11 di antaranya merupakan investor besar. Dompet di Mandiri Capital sudah banyak yang tumbuh menjadi unicorn yaitu Bukalapak atau Decacorns khususnya GoTo.
Melalui anak usahanya BRI Ventures, BRI juga telah berinvestasi di 21 startup dan menjadi investor utama di lima perusahaan pendanaan. Banyak dompet BRI Ventures telah tumbuh menjadi perusahaan unicorn seperti Bukalapak dan Xendit.
Menurut Peter, menyalahkan BUMN atas kemungkinan hilangnya investasi di startup digital akan berdampak buruk bagi masa depan startup Indonesia. Partisipasi BUMN dalam pengembangan startup digital akan berkurang secara signifikan, dan startup Indonesia akan kembali bergantung pada modal asing.
“Startup-startup potensial akan kembali dikuasai investor asing. Jangan menyayangkan jika asing mendominasi pasar dan industri digital di masa depan karena ada pembatasan pergerakan BUMN ke awal investasi di startup Indonesia.”