Nama Profesor Youssef Mansour kini tengah ramai diperbincangkan.
Pasalnya, rumahnya digerebek masyarakat terkait kasus investasi batu bara Youssef Mansour baru-baru ini.
Youssef Mansour digeledah dari rumahnya di Tangerang pada Senin, 20 Juni 2022, mengaku sebagai korban investasi.
Mereka ingin menuntut pertanggungjawaban atas investasi Youssef Mansour dalam proyek batu bara. slot gacor
Profil Youssef Mansour
Berikut rangkuman profil Yusuf Mansour di Lampung.
Pria kelahiran 19 Desember 1976 di Jakarta sebagai Jam ‘an Nurchotib Mansur.
Sering disebut sebagai Youssef Mansour, pria itu adalah seorang pengkhotbah, penulis buku, dan pengusaha.
Profesor Yusuf Mansur dikenal sebagai Kepala Pesantren Dar Al Qur’an di Sekarang, Sibondu dan Ketapang.
Silao juga adalah Pemimpin Studi Wisata Jantung.
Mengenai keluarganya, Profesor Yusef Mansour memiliki seorang istri dan lima orang anak.
Salah satu putrinya yang terkenal adalah Wirda Mansur.
Sejarah Pendidikan
Youssef Mansour bersekolah di Sekolah Dasar (MI) dan melanjutkan studinya di Sekolah Al-Tasnawi (MT).
Youssef Mansour, seorang siswa sekolah menengah pertama, dianugerahi gelar Siswa Berprestasi.
Saat itu usianya masih 14 tahun.
Setelah lulus ia melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (MSc) Negeri 1 Grogol dan belajar hukum.
Saya juga belajar Syariah di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
kehidupan pribadi
Tampaknya kesuksesan yang diraihnya saat ini bukanlah hal yang mudah.
Katakan padanya bahwa Profesor Youssef Mansour telah dipenjara.
Pada tahun 1996, Profesor Youssef Mansour memasuki bidang teknologi informasi.
Pada kesempatan inilah dia berhutang dan dipenjarakan selama dua bulan.
Kasus ini terulang kembali pada tahun 1998 ketika Profesor Youssef Mansour kembali ke penjara dengan sebuah karya yang telah ia kembangkan.
Setelah keluar dari penjara, ia mencoba kembali berbisnis dengan menjual es di Stasiun Calle Deeres.
Hidupnya mulai berubah ketika dia bertemu dengan seorang polisi yang memperkenalkannya pada sebuah LSM.
Saat bekerja untuk sebuah LSM, Profesor Youssef Mansour menulis sebuah buku berjudul “A Tour of the Heart in Search the Lost God”.
Setelah buku-bukunya diterbitkan, ia sering diminta untuk membedahnya.
Sejak saat itu, ajakan untuk memberikan kuliah mulai berdatangan kepadanya.
Selain berdakwah, ia juga melebarkan sayapnya di bidang bisnis jaringan: Viretra Sentosa International.
Youssef Mansour juga muncul dalam film dan serial.
Film yang dibintanginya adalah Slnk No Death (2013).
Ia juga memproduseri film Kun Fayakun dan Pesantren Cahaya Cinta, serta penulis serial TV Maha Kasih (2006).
Alasan Misa Rumah oleh Jeroduk Youssef Mansour
Pada Senin (20 Juni 2022) sekitar pukul 09.15 WIB, massa mendatangi rumah Yusuf Mansur di Kecamatan Sibonduh.
Warta Kota, Direktur Eksekutif Yayasan Pelita Lima Pierre, melaporkan Heri M. Joysov saat menjelaskan masalah tersebut.
Heri mengatakan sekitar 30 orang telah berkumpul untuk menemukan Youssef Mansour.
Mereka adalah investor Program Investasi Batubara Youssef Mansoor, yang belum menghasilkan keuntungan sejak 2009.
Sejauh ini, mereka telah menyetor total Rp 50 miliar ke Yusuf Mansur.
Joysov mengatakan kepada awak media, Senin (20/6/2022) “Ya, dia mengunjungi rumah Yusuf Mansour pagi ini dan mengajukan permohonan investasi batu bara yang melibatkan jamaah Masjid Dar al-Salaam di kota wisata Chibopur.”
Dia menambahkan, “Mereka mulai berinvestasi dari akhir 2009 hingga awal 2010 dan berbohong sampai sekarang (Youssef Mansour),” tambahnya.
Heri menjelaskan, program investasi batu bara Yusuf Mansour itu diikuti 250 jamaah dan pengelola Masjid Dar es Salaam di Bogor, Jawa Barat.
Menurut dia, dana investasi yang disetorkan ratusan orang sepanjang 2009-2010 mencapai Rp 46 miliar.
Namun, Yusuf Mansur, Ketua PT Padi Mitra Perkasa, tidak mengakui uang investor tersebut.
Jadi lusinan orang datang kepada kami dan ingin mengundang Youssef Mansour untuk membahas tantangan program investasi 12 tahun kami.
Namun, baik keluarga maupun perwakilan Youssef Mansour tidak ingin melihat orang banyak datang.
Seperti yang dijelaskan Heri M. Joseph: “Tapi tidak ada yang keluar. Akhirnya kami memproses (menahan) klaim dan total waktu sekitar 1,5 jam.”