JAKARTA, – Sejumlah anggota Komisi I DPR mengaku tidak mengetahui soal dugaan pengadaan mortir oleh Badan Intelijen Negara(BIN).
Beberapa mortir yang berasal dari Serbia itu disebut bahkan digunakan dalam serangan di delapan desa di Papua.
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar Dave Laksono menyatakan, sejauh ini tidak ada pengadaan mortir yang disampaikan BIN kepada DPR. game slot gacor
“Enggak ada mas. Tidak pernah BIN menyampaikan bahwa ada pembelian senjata seperti itu,” kata Dave saat dihubungi , Selasa (7/6/2022).
Lebih lanjut, Dave menuturkan bahwa pihaknya bakal menindaklanjuti laporan dari Reuters itu dalam rapat selanjutnya bersama BIN.
Adapun rapat tersebut, jelas dave, untuk meminta penjelasan kepada BIN terkait laporan soal dugaan pengadaan mortir.
“Kita akan berdiskusi di kesempatan berikutnya. Pastinya (meminta penjelasan),” tuturnya.
Sementara itu, anggota Komisi I DPR dari Fraksi PKS Sukamta mempertanyakan dugaan pengadaan mortir oleh BIN.
Sebab, tidak mungkin BIN membeli atau bahkan menggunakan senjata tersebut.
“Masak BIN pakai mortir? Kan enggak punya pasukan mas?,” ujar Sukamta saat dihubungi.
Untuk itu, dia meminta pihak yang menerima laporan itu mencari informasi lebih detail terkait klaim penggunaan mortir oleh BIN.
Sebelumnya, hampir 2.500 mortir dari Serbia yang dibeli untuk badan mata-mata Indonesia tahun lalu memutuskan untuk menerapkan dari udara.
Kelompok pemantau yang berbasis di London, CAR(Conflict Armament Research), mengatakan mortir diproduksi pembuat senjata milik negara Serbia Krusik dan kemudian dimodifikasi untuk dijatuhkan dari udara, bukannya mortembungakkan
Reuters tidak dapat secara independent mengonfirmasi aspek-aspek tertentu dari laporan CAR, termasuk apakah BIN telah menerima kiriman tersebut.
Reuters juga tidak dapat menentukan siapa yang mengizinkan pembelian atau siapa pun yang menggunakannya di Papua.