Jakarta – Epidemiolog Dickie Bodman mengingatkan Universitas Griffith bahwa saat itu musim panas ketika dia menunaikan ibadah haji.
Dicky yang beberapa kali berprofesi sebagai tenaga medis dalam perjalanan haji ke Indonesia mengatakan, suhu yang tinggi berdampak besar bagi kesehatan.
Selain situasi pemanasan global saat ini. Tentu saja, hal itu dapat meningkatkan kepekaan Heat Elene terhadap rasa sakit. situs slot gacor terpercaya
Ada dua jenis penyakit ini yang harus diwaspadai. Heat stroke pertama dan heat stroke kedua.
Ia mengatakan Jumat (17/6/2022) ”Stroke pendengaran dan kelelahan akibat panas dapat menyebabkan seperempat pasien rawat inap. Hal ini terdeteksi sejak musim panas 2015.”
Masalahnya adalah suhu tinggi di Arab Saudi. Suhu di Jazirah Arab berkisar antara 45°C hingga 55°C.
Sampai Anda mencapai 10 tahun ke depan, kurang lebih. Ini adalah kondisi yang harus Anda waspadai. Dickey juga membahas kerentanan calon peziarah terhadap demam.
Padahal, ada upaya pencegahan yang terkait dengan risiko overheating. Artinya, asupan cairan yang cukup menjadi penting sejak literasi dimulai di PEU.
Bahkan saat beribadah, minumlah air putih setiap 30 menit atau lebih selama minimal 15 menit. Namun, pastikan air minum yang Anda minum dalam keadaan tertutup rapat dan tertutup rapat.
Kemudian jangan lupa untuk membawa barang-barang dari tempat tinggal atau pondok Anda. Kami tidak merekomendasikan untuk mengekspos kegiatan ibadah di bawah sinar matahari langsung.
Ia menjelaskan lagi, “atau gunakan payung. Beberapa kegiatan bisa dilakukan di malam hari, dan di sore hari jauh lebih aman dan lebih baik. Bepergian dalam kelompok, tidak sendirian.”
Dia “bisa bangun di gubuk atau tenda. Panas sekali. Bayangkan suhu 50 derajat di sana. Itu harus menjadi perhatian. Artinya, kelembapan yang cukup itu penting.”