Spread the love

– Abd al-Malik bin Marwan adalah khalifah kelima Bani Umayyah, memimpin 685-705.

Dia menjadi salah satu khalifah Umayyah terlama di Suriah dan memerintah hingga 20 tahun.

Pada masa pemerintahannya, Abd al-Malik ibn Marwan meraih banyak prestasi yang mempengaruhi Suriah dan para khalifahnya. bocoran slot gacor

Ia berhasil menyatukan seluruh kekhalifahan yang berpusat di Suriah dan mengakhiri Perang Saudara Islam Kedua (680-689).

Selain itu Abd al-Malik ibn Marwan terkenal dengan Khalifah yang sering disebut dengan Dome of the Rock atau Gedung Kubah Emas yang terletak di kompleks Masjid Al-Aqsha di Yerusalem, Israel.

kehidupan lampau

Abd al-Malik ibn Marwan lahir di Medina pada tahun 646 pada masa pemerintahan Khalifah Utsman ibn Affan, yang memimpin Khilafah Rashidun.

Dia adalah putra Marwan bin Al-Hakam dari suku Umayyah, salah satu klan terkaya dari suku Quraisy.

Ketika Abd al-Malik masih muda, ayahnya adalah sekretaris baru Khalifah Utsman bin Affan.

Pada usia 10 tahun ia menjadi saksi mata pembunuhan Khalifah Usman, yang selalu membuatnya curiga terhadap penduduk Madinah.

Enam tahun kemudian, Abd al-Malik ditunjuk oleh Muawiyah Ibn Abu Sufyan atau Muawiyah I, sepupunya dan pendiri Kekhalifahan Umayyah, untuk memimpin tentara di Madinah melawan Bizantium atau Kekaisaran Romawi Timur.

Ia kemudian kembali ke Madinah dengan ditemani ayahnya yang saat itu menjabat sebagai gubernur Madinah.

berhasil

Pada tahun 680, Muawiyah meninggal. Putranya Yazid bin Muawiyah akan naik takhta menggantikan ayahnya.

Namun, beberapa tokoh Muslim tidak mengakui hal ini. Ini karena gaya hidup dan kebijakan Yazid tidak sesuai dengan masyarakat.

Meski demikian, Yazid tetap melanjutkan misinya. Muslim bin Uqba dikirim untuk menaklukkan Madinah.

Dalam perjalanan ke Suriah, Abd al-Malik bertemu Uqba dan memberinya informasi tentang pertahanan Madinah.

Pada Agustus 683, Medina direbut.

Setelah kematian Yazid, putranya Muawiyah bin Yazid menggantikannya, dan dia hanya bertahan beberapa bulan karena dia meninggal pada usia dini.

Sebagai bentuk perlawanan terhadap Bani Umayyah, Abdullah bin al-Zubair mendeklarasikan dirinya sebagai khalifah Mekkah.

Akibatnya, khalifah terpecah menjadi dua bagian: Mekah (pusat kekuasaan di Ibnu al-Zubayr) dan Damaskus (pusat kekuasaan di Umayyah).

Setelah kematian Muawiyah, pada tahun 684, Marwan, ayah dari Abd al-Malik ibn Marwan, diangkat menjadi khalifah baru di Damaskus.

dan mengangkat Abdul-Malik bin Marwan sebagai penasehat dan gubernur Palestina.

Setelah itu, ayahnya mengangkat Abd al-Malik sebagai Putra Mahkota.

Ayahnya meninggal pada tahun 685 sampai Abd al-Malik naik tahta dan menjadi pemimpin Bani Umayyah.

Kesuksesan Abdul Malik bin Marwan

Tujuan utama Abd al-Malik ibn Marwan adalah untuk mengkonsolidasikan seluruh wilayah khalifah yang ada setelah menjabat sebagai khalifah Umayyah.

Tapi ini tentu saja tidak mudah. Berbagai perlawanan terhadap Abd al-Malik ibn Marwan muncul.

Namun Abdul Malik bin Marwan tidak menyerah. Ia tetap berkomitmen untuk mencapai cita-citanya.

Pada awal pemerintahannya, Abd al-Malik ibn Marwan terbukti berhasil mengakhiri pemberontakan selama tujuh tahun.

Setelah itu, kondisi pemerintahan menjadi lebih menguntungkan dan posisi khalifah menjadi lebih kuat.

Namun, Abd al-Malik ibn Marwan terus berjuang melawan suksesi Abdullah ibn al-Zubair.

Untuk menggulingkan kekuasaan al-Zubair, Abd al-Malik bersekutu dengan para bangsawan Arab.

Memang, banyak bangsawan Suriah menentang perang dan menuntut agar Abd al-Malik mengakhiri perang.

Namun, untuk mencapai tujuan yang baik, Abdul Malik terus bergerak maju bersama timnya melawan Al Zubair.

Selama 40 hari Abd al-Malik berkemah dengan pasukannya dalam persiapan untuk perang Fatah Abdullah bin al-Zubair.

Kemudian Abd al-Malik mengerahkan 2.000 tentara yang dipimpin oleh al-Hajjaj bin Yusuf.

Abd al-Malik juga mengirimkan bala bantuan yang dipimpin oleh Thariq bin Amr dan berhasil merebut Madinah.

Pada bulan Maret 692 Hajjaj mengepung Mekah, yang saat itu merupakan wilayah al-Zubair.

Al-Zubair, yang berjumlah 10.000 orang, tampaknya belum siap menghadapi gempuran haji.

Akhirnya, antara bulan September dan Oktober, para peziarah dapat membunuh al-Zubair.

Kematian Al-Zubair menandai berakhirnya perang saudara.

Dengan demikian, Abd al-Malik ibn Marwan berhasil menyatukan seluruh wilayah menjadi satu negara khilafah.

mati

Setella 20 Tahun Meminfin, Abdul Malik bin Marwan Tidak Hana Berhail Menhatukan Selulu Wilaya Menjadi Satu Kekhalifahan singa.

Abdul Malik bin Marwan juga merupakan khalifah yang pertama kali mensecution dinar serta menetapkan bahasa arab lesmi di pemerintahan.

Banyak keberhasilan yang dicapai Abdul Malik sebelum akhirnya meninggal dunia pada awal bulan Oktober tahun 705.

Sepeninggalnya Abdul Malik, putra-putranya pun memegang tampuk kekuasaan hingga 743, kecuali tahun 712-720.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *